Fearless Faith Seri 9 Cara Memahami dan Menerima Pengampunan Tuhan dan Memperoleh Kebebasan dari Rasa Bersalah dan Takut
Ayat Renungan: Roma 8: 28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Pernahkah kamu mengalami sesuatu yang tak terduga dalam hidupmu? Seperti sebuah bom yang jatuh tepat di tengah keadaan yang baik-baik saja dan membuatmu menjadi terpuruk dan traumatis.
Bagi sebagian orang, keadaan buruk yang tiba-tiba terjadi ini bisa membuat mereka menyalahkan Tuhan, menganggap Dia tidak adil dan sudah melakukan kesalahan besar. Pagi ini, kita bisa merefleksikan keadaan yang kita alami dengan yang dialami oleh Ayub. Di dalam Alkitab, Ayub dikisahkan mengalami keadaan yang sangat sulit. Dia harus kehilangan harta benda, anak-anak dan dia harus menanggung penyakit kusta yang membuatnya harus hidup terasing. Beratnya penderitaan yang dipikul Ayub bahkan membuat istrinya membujuk Ayub untuk meninggalkan Tuhan.
Ayub bahkan sempat berkeluh kesah kepada Tuhan, katanya “Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?” (Ayub 10: 8). Dan di ayat 18, Ayub juga menyampaikan komplain kepada Tuhan yang mengizinkan keadaan buruk menimpa hidupnya dan mulai mengutuki keberadaannya.
Hari-hari ini, mungkin kita sama seperti Ayub. Keadaan buruk yang menimpa hidup kita membuat kita komplain kepada Tuhan. Kita mulai bertanya, “Kenapa aku harus lahir ke dunia ini? Kenapa aku harus punya anak-anak yang sulit diatur? Kenapa suamiku selingkuh?” Kita menganggap bahwa Tuhan adalah dalang dari masalah yang kita alami dalam hidup.
Tuhan mungkin mengizinkan keadaan yang kita alami. Tapi Dia tidak akan pernah membiarkan kita begitu saja. Di Roma 8: 28 berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Jadi, setiap keadaan sulit yang kita alami justru dipakai Tuhan untuk melatih iman kita supaya kita menjadi kuat, sabar, berkualitas dan memiliki keteguhan.
Saat dalam kesulitan, kita hanya punya dua pilihan "menyalahkan Tuhan" atau "meresponi keadaan yang kita alami sebagai kesempatan untuk kita melatih iman". Hari ini mari mengubah pandangan kita atas masalah sebagai kesempatan untuk melatih kita menjadi kuat dan tidak komplain dan menyalahkan Tuhan.
Action: Mari baca kisah Ayub dan renungkan penderitaan yang dia alami. Setelah itu tanyakan kepada dirimu sendiri, “Apakah penderitaanku jauh lebih besar dari Ayub?” Ambil beberapa menit untuk berdamai dengan keadaanmu.
Ayat Hafalan: Roma 8:1-2, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” Rasa bersalah ini akhirnya membuatmu terjebak di dalam rasa bersalah yang terus menerus.
Hak cipta @Maria Kaesmetan